Malam ini mata ini gak bisa dibujuk untuk terpejam, mengapa airmata selalu saja berderai.

Hatiku sakit, perih, pilu, remuk redam. Aku bagaikan nahkoda diatas kapal yang hancur berkeping-keping. Entah apakah aku bisa memperbaikinya seiring dengan waktu.

Air mataku ternyata tidak bisa menghapus kesedihanku, air mataku hanya menambah beban deritaku. Wahai cinta yang agung, andai kau tak bisa kumiliki janganlah engkau pernah datang menghampiri.

Aku iri melihat orang lain mampu melewati rintangan mereka, aku makin sedih melihat kebahagiaan mereka. Kenapa mereka mampu melewatinya, sedangkan aku? Kembali terpuruk dan tersungkur jatuh. Aku pikir ini tak akan sakit, tapi ternyata ini lebih dari sakit. Aku kecewa pada diriku sendiri dan aku kecewa padamu, sekarang aku tau seberapa besar pun rasa cinta dan sayangku padamu kau tak perduli.

Kau tak bisa buktikan apa2 kalau kau mencintaiku, kau hanya membuat aku makin terluka dan merana. Aku sangat ingin membencimu, tapi aku gak mampu, karena aku mencintaimu.

Duhai jiwa yang malang…memang aku ditakdirkan selalu menjadi yang kalah dan harus membentangkan karpet kesabaran. Memang Hatiku selalu saja luka berdarah, kering dan kembali luka. Aku benar2 ingin membencimu, tapi tetap gak bisa.

Duhai orang yang pernah mengisi hatiku, andai kau tau betapa remuk redam hati dan jiwa ini, tak ada yang tersisa dihati ini. Kau hanya bisa meminta aku bisa kembali ke keadaan normal, mana bisa itu aku lakukan karena kau telah mengisi relung hatiku. Aku memang perempuan yang baik tapi aku tetap manusia, menderita dengan peran yang aku mainkan. Kau ingin aku tidak sedih, bagaimana mungkin…
separuh jiwaku telah kau rampas, apa yg bisa menghiburku?. Kau meminta aku terus kuat, mana bisa itu aku lakukan, aku wanita biasa yang lemah dan rapuh.

Tulisan ini kubuat dengan cucuran airmata yang tiada henti. Aku tau masih ada hari esok untuk bangkit, tapi aku lelah untuk bangkit, aku sakit…

Biarlah kujalani hidupku apa adanya, aku letih bertarung dan berjuang. Wahai kekasih hati, terima kasih untuk semua ini. Untuk kebahagiaan, kehancuran dan kepedihan. Tiada usaha yang kau lakukan untuk menghiburku dan membuktikan rasa cintamu. Engkau terlalu pasrah dengan semua itu, ku pikir kau akan mudah melupakanku karena kau hanya sesaat mencintaiku.

Aku benci padamu