** Don’t Worry Long Distance Relationship Won’t Kill You..! !
~~ This long distance is killing me, I wish that you were here with me, But we’re stuck where we are And it’s so hard,you’re so far, This long distance is killing me (long distance-Bruno Mars).
Pilihan kebanyakan orang untuk menjalani suatu hubungan (pacaran) adalah “bersama” (baca : memiliki kedekatan fisik). Robert Sternberg, seorang psikolog mengatakan bahwa : keintiman atau kedekatan fisik merupakan elemen emosi, di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan.
Lantas bagaimana dengan Long Distance Relationship (LDR) atau hubungan jarak jauh?
Buku “Would You Do It Again? Relationship Gained in a Long-distance Relationship” karya Mietzner menjelaskan : LDR adalah ketika seseorang berada minimal 50 mil dari pasangannya dan dalam jangka waktu minimal tiga bulan.
********************************************************
** LDR is about Commitment not LOVE..!!
LDR atau biasa disebut Long Distance relationship memang sangat rentan bagi mereka yang menjalani hubungan seperti ini. Resiko yang saya maksudkan dalam hal ini adalah kurangnya frekuensi pertemuan dan pentingnya untuk menjaga rasa saling percaya antar pasangan dan tak jarang perasaan saling curiga merupakan pemicu utama pasangan yang memilih hubungan LDR.
Tulisan ini saya buat karena berdasarkan pengalaman pribadi. Baru beberapa menit yang lalu saya membuka kaskus pada forum H2H alias Heart to Heart. Ternyata disana banyak sekali permasalahan tentang hubungan jarak jauh. Bagi saya pribadi sangat setuju dengan salah satu pendapat moderator yang memberikan saran pada beberapa orang yang bermasalah tentang LDR satu baris kalimat yang membuat saya kembali merenung dan meng-kroscek kembali apa yang ada didalam hati dan apa yang saya inginkan dalam hubungan LDR.
Satu statement yang simple dan tegas menurut saya.. “ LDR is about COMMITMENT not LOVE”. Mungkin bagi sebagian orang yang membaca tulisan saya ini akan protes dan berujar “Loh bukan dalam suatu hubungan memang harus ada cinta? kalau tidak ada cinta rasanya bukan pacaran..”
Ya pendapat yang seperti itu bisa dibenarkan . mengapa komitmen dan bukan cinta? Karena bagi saya cinta mudah menghilang, mudah pudar dan pupus dengan hadirnya orang baru yang “mungkin” lebih baik, apalagi jika menemukan orang yang baru kita mulai membanding – bandingkan pasangan kita dengan orang tersebut. Kurangnya komunikasi dan salah paham merupakan masalah utama dalam hubungan jarak jauh. TAPI jika pasangan kita maupun diri kita sendiri sudah BERKOMITMEN , maka semua godaan yang ada akan berlalu begitu saja dan hubungan kita menjadi tidak tergoyahkan. Komitmen adalah sesuatu yang dipercaya, diperjuangkan dan dicapai bersama. Itulah mengapa komitmen kadang lebih kuat dalam mengikat pasangan daripada cinta.
Saya beri contoh, jika dalam hal berpacaran saja kita sudah berani melakukan selingkuh dengan berbagai alasan jika pasangan kita sudah tidak memberikan perhatian. Apakah itu alasan yang logis? Bagaimana jika sudah menikah? Apa kata – kata ini akan digunakan sebagai pembelaan kita terhadap pasangan?dan wajarkah itu? Setelah dipikir – pikir dan berdasarkan prinsip saya sendiri. Kata – kata seperti itu tidak layak dan sangat kekanak – kanakan. Bukan seharusnya kata – kata yang keluar dari sebuah hubungan yang dewasa. Continue reading